Adalah suatu
keadaan dimana terjadi pelebaran anyaman pembuluh darah vena disekitar buah
pelir (pleksus venosus pampiniformis).
Secara
sederhana, kita dapat mengumpamakan pembuluh darah sebagai selang karet. Seandainya aliran selang tersebut lancar,
maka selang tidak akan melendung, memanjang dan berkelok. Demikian juga yang
terjadi pada pembuluh darah manusia. Aliran yang terhambat di ujung akan
menyebabkan tekanan didalam selang akan meningkat. Tekanan dalam pembuluh darah
yang meningkat akan berakibat vena melendung serta memanjangnya. Meskipun
demikian kualitas vena juga sangat berpengaruh. Jika kualitas pembuluh darah
kurang baik, dapat menjadi melendung, memanjang dan berkelok.
Gangguan aliran pembuluh darah dapat terjadi oleh
karena berbagai sebab, misalnya adanya tumor yang mendesak pembuluh darah dari
luar, batuk-batuk yang berkepanjangan, ataupun aliran balik menuju jantung yang
kurang baik. Sedangkan kualitas pembuluh darah yang kurang baik misalnya akibat
katub vena yang kurang baik (pembuluh darah vena memiliki katub-katub kecil
disepanjang vena).
Varikokel pada
umumnya lebih sering terjadi pada sisi kiri. Hal ini dikarenakan vena (pleksus venosus pampiniformis) dari sisi kiri
akan mengosongkan darah melalui vena renalis. Hal ini menyebabkan jarak yang
harus ditempuh menjadi relatif panjang dibanding sisi kanan. Secara mudahnya,
darah dari sisi kiri harus melalui pleksus venosus pampinivormis, kemudian
menuju vena spermatika interna, vena
renalis dan akhirnya ke vena cava inferior. Sedang sisi kanan, pleksus
venosus pampiniformis, vena spermatika interna dan akhirnya ke vena cava
inferior.
Selain itu mengapa sisi kiri lebih sering
dibanding sisi kanan adalah sudut bersatunya vena spermatika interna ke vena
renalis lebih tegak, sehingga tekanan yang diteruskan kebawah lebih besar.
Sering kita mendengar bahwa seseorang dinyatakan
sakit varikokel oleh dokter dari institusi ***/**** atau ****** padahal dia
merasa sehat. Secara mudah kita dapat melakukan test. Seseorang dikatakan varikokel
jika kita melihat dan/atau meraba pelebaran pembuluh darah vena di sekitar
testis. Pelebaran tersebut akan tampak sebagai sekantung cacing atau a bag
of worm dalam bahasa aslinya. Untuk memunculkan gambaran tersebut dapat
dengan mengejan ataupun hanya berdiri saja. Hal ini sesuai tingkatan, semakin
parah akan semakin tampak meskipun tidak mengejan.
Klasifikasi:
- subklinis: hanya tampak dengan Doppler ultrasound
- Grade 1: palpable saat Valsalva manuver
- Grade 2: palpable saat istirahat tapi tak tampak
- Grade 3: terlihat dan palpabel saat istirahat
Valsava Manuver dalam bahasa
sederhananya adalah mengejan.
Mengapa varikokel perlu dilakukan terapi?
Hal ini karena varikokel terjadi pada 11% pria dewasa dan menyebabkan
40% kemandulan. Selain ini ternyata penyakit ini diderita oleh 25% pria dengan abnormalitas analisis semen. Secara
mudahnya, seseorang yang menerita varikokel memiliki kemungkinan terjadi
kemandulan yang relatif besar. Hal ini terjadi karena varikokel akan
menyebabkan suhu buah pelir menjadi lebih hanyat dari seharusnya. (untuk dapat
terjadi pembentukan sperma yang normal diperlukan suhu lebih rendah dari suhu
tubuh, buah pelir lebih dingin 2 0C dari suhu tubuh). Selain itu
limbah dari ginjal dapat mengalir ke buah pelir, dan radikal bebas di buah
pelir menjadi tinggi konsentrasinya dibanding seharusnya.
Keluhan nyeri/
tak nyaman pada 2-10% pasien yang menderita varikokel.
Terdapat banyak pilihan terapi dengan kelebihan
dan kekurangannya:
Treatment
|
Recurrence/persistence
|
Complication
rates
|
Antegrade
sclerotherapy
|
9%
|
Complication
rate 0.3-2.2%; testicular atrophy; scrotal haematoma; epididymitis;
left-flank erythema
|
Retrograde
sclerotherapy
|
9.8%
|
Adverse
reaction to contrast medium; flank pain; persistent thrombophlebitis;
vascular perforation
|
Retrograde
embolisation
|
3.8-10%
|
Pain due to thrombophlebitis;
bleeding haematoma; infection; venous perforation; hydrocele; radiological
complication (e.g. reaction to contrast media); misplacement or migration of
coils; retroperitoneal haemorrhage; fibrosis; ureteric obstruction
|
Open
operation
|
||
Scrotal
operation
|
–
|
Testicular
atrophy; arterial damage with risk of devascularisation and gangrene of
testicle.
|
High ligation
|
29%
|
5-10%
incidence of hydrocele
|
Microsurgical
|
0.8-4%
|
Post-operative
hydrocele arterial injury; scrotal haematoma.
|
Laparoscopy
|
3-7%
|
Injury to
testicular artery and lymph vessels; intestinal, vascular and nerve damage;
pulmonary embolism; peritonitis ; bleeding; post-operative pain in right
shoulder (due to diaphragmatic stretching during pneumo-peritoneum);
pneumo-scrotum; wound infection
|
Inguinal
approach
|
13.3%
|
Possibility of
missing out a branch of testicular vein.
|
Dari
Oxford
Handbook of Urology, John R, Simon B, Suzane B, 2006
European Association of Urology Guideline 2010 dan 2011