Uretritis


Infeksi saluran kencing akhir akhir ini sangat sering dijumpai di poliklinik. Mayoritas pasien adalah pasien usia produktif. Infeksi saluran kencing yang sering disingkat ISK adalah respon inflamatorik dari saluran kencing oleh karena mikroorganisme, baik  bakteri, virus ataupun jamur. Istilah ISK mencakup infeksi pada ginjal, saluran kencing dibawah ginjal (ureter), kandung kencing, buah pelir, prostat dan alat kelamin. Oleh karena cakupan penyakit yang sangat luas maka gejala yang dirasakan juga sangat variatif.

Untuk saat ini akan kami bicarakan adalah uretritis. Uretritis adalah radang pada uretra. Dalam bahasa awam infeksi saluran kencing yang di penis ataupun saluran dan lubang kencing wanita.

Keluhan utama dari pasien ini antara lain rasa nyeri yang sangat pada daerah alat kelamin. Rasa nyeri ini biasa dirasakan di ujung penis atau pangkal penis pada laki laki dan nyeri pada alat kelamin pada wanita. Selain itu sering juga dikeluhkan adanya cairan/nanah yang keluar dari alat kelamin. Cairan yang keluar dapat berupa cairan bening hingga kuning kental tergantung jenis kuman penyebabnya. Cairan yang jernih biasanya karena infeksi klamidia dan cairan yang kuning dan banyak biasa pada gonorhoe (wujudnya purulent).
Selain rasa nyeri dan keluarnya cairan penderita biasa menderita demam. Demam dapat demam tinggi ataupun “nglemeng” saja. Pada pasien dengan kekebalan tubuh yang rendah (pasien HIV/AIDS, dalam terapi kortikosteroid, kanker ataupun kurag gizi) sering tidak dijumpai adanya demam. Demam muncul sebagai respon tubuh terhadap infeksi. Kuman penyakit yang masuk kedalam tubuh akan dibasmi oleh sel kekebalan tubuh. Kuman penyakit, racun kuman penyakit dan sisa kuman dapat mengakibatkan demam.
Kuman penyakit menginfeksi uretra dapat berasal dari:
  1. Hematogen. Dikatakan hematogen jika infeksi disebarkan ke uretra melalui perdaran darah. Contohnya pada pasien TBC paru paru, kuman M.tuberculosa ikut aliran darah dan akhirnya menginfeksi jaringan yang jauh dari paru par, dalam hal ini uretra. Kejadian infeksi cara ini sangat jarang (bahkan belum pernah saya temui di poliklinik). Infeksi cara ini pada saluran kencing kadang dijumpai pada infeksi ginjal, buah pelir dan prostat, hal ini karena ginjal, buah pelir dan apex (ujung) prostat memiliki aliran darah yang relative lebih banyak sehingga kemungkinannya lebih besar. Sedangkan bagian lain relative jarang.
  2. Percontinuitatum, jika kuman infeksi  berasal dari jaringan sekitar uretra dan meluas ke uretra. Contohnya pada infeksi di kulub (preputium penis) dan menyebar ke uretra.
  3. Ascenden, jika kuman naik dari ujung penis ke tengah/pangkal penis. Kejadian infeksi dengan cara ini sangat sering. Contoh kejadian infeksi ini adalah karena berhubungan seksual dengan orang yang menderita sakit/infeksi saluran kencing sehingga tertular.
Sedikit pembeda antara percontinuitatum dan ascenden adalah jika ascenden maka jaringan di sekitar uretra belum tentu terinfeksi. Sedangkan pada perkontinuitatum jaringan sekitar uretra terinfeksi dan baru menyebar ke uretra.
Ada pertanyaan: Pasien A: dokter saya berhubungan dengan pacar saya yang sehat/ tidak terinfeksi saluran kencing kok saya jadi infeksi saluran kencing ya?
Sering kita jumpai seseorang yang sebetulnya terinfeksi oleh suatu kuman penyakit tetapi tidak menunjukkan gejala. Hal ini mungkin karena orang tersebut memiliki kekebalan tubuh yang baik ataupun sel orang tersebut “lain”. Untuk dapat terjadi infeksi, kuman penyakit harus menempel pada sel tubuh manusia. Untuk menempel diperlukan permukaan tertentu dari kuman dan reseptor yang khas pada sel manusia. Jika reseptor di permukaan sel manusia tidak cocok, maka seberapapun banyaknya kuman yang masuk tidak akan menyebabkan infeksi. Seandainya kuman penyakit menempel ke sel yang memiliki reseptor yang sesuai (pasien A) maka dia akan terinfeksi.
Ada pertanyaan: Pasien B: dokter saya baru menikah. Isteri saya masih gadis. Tetapi setelah melakukan hubungan kok saya jadi ISK ya? Apakah isteri saya sebetulnya “sudah pernah”?
Struktur alat kelamin pria dan wanita sangat berbeda. Uretra laki laki panjang (oleh karena berada di ujung penis). Sedangakan uretra wanita pendek (langsung terbuka didekat vagina). Oleh karena vagina dan uretra langsung terbuka di dekat anus, terdapat kemungkinan kuman dari anus menyebar ke uretra dan vagina. Hal ini sangat mudah terjadi apalagi jika saat cebok air terciprat ke vagina atau air dari anus menyiram vagina.
Ada pertanyaan: Pasien C: dokter saya baru saja menikah. Saya hanya berhubungan dengan suami saya dan sangat aktif. Tetapi kok saya merasa sering anyang-anyangen sekarang?
Dalam istilah medis dikatakan honeymoon cystitis. Hal ini karena terlalu aktif dan kebersihan saat melakukan yang kurang baik.
Pengobatan untuk uretritis bacterial terutama antibiotic dan analgetik. Untuk uretritis jamur digunakan antifungal. Dan jika karena virus umumnya dilakukan pemberian terapi suportif dan simptomatik.
Terapi suportif yang dapat dilakukan adalah banyak minum. Dengan banyak minum diharapkan produksi urine meningkat. Dengan urine yang banyak maka kuman akan terbasuh keluar (dalam bahasa medis flushing).
Hal yang sangat perlu diperhatikan pada pasien uretritis:
1.      Terapi harus benar-benar tuntas. Oleh karena jika tidak tuntas biasanya akan kambuh lagi. Kuman akan menjadi kebal terhadap antibiotic. Jika antibiotik  yang diberikan tidak mempan harus diganti dengan antibiotic jenis lain. Jika infeksi karena jamur berikanlah antifungal, karena jika diberikan antibiotic tidak akan membaik, bahkan jamur akan menjadi. Lama pemberian terapi sangat variatif antar pasien, tetapi harus yakin benar benar bersih.
2.      Obatilah pasangan anda. Dalam bahasa kedokteran sering dikatakan “pingpong transmission” pada pasien ISK. Maksudnya: jika laki laki ISK dan selesai diterapi sedang wanita tidak diterapi maka setelah berhubungan akan tertular lagi.
3.      Setelah ISK pasien mungkin akan mengalami
A.    striktur uretra (penyempitan saluran kencing). Jika parah dapat terjadi tidak dapat kencing (retensi urine). Terjadinya striktur uretra biasanya terjadi setelah 15 tahun setelah infeksi. Meskipun demikian jika infeksi berat maka striktur dapat terjadi beberapa tahun saja setelah infeksi.
B.     Kemandulan (infertilitas), hal ini karena saluran benih tersumbat akibat dari infeksi tersebut. Jika saluran benih pria tersumbat, agar dapat memiliki anak harus dengan bantuan medis, dapat menghubungi Dokter Urologi untuk terapinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar